Inca biasanya di eja dengan inka dan dikenal juga dengan nama Tiwantinsuya. Sebagai salah satu peradaban kuno yang hadir di muka bumi ribuan tahun yang lalu, peradaban inca tentu juga mengalami perkembangan.
Sama seperti peradaban kuno lainnya, informasi asli tentang inca tidak begitu diketahui. Rekaman sejarah mereka, begitu juga dengan suku bangsa lainnya yang berkembang di dunia ini terekam melalui tradisi oral dari mulut ke mulut, batu, barang pecah belah dari tanah, perhiasan emas, perak dan permadani yang masih ada di masyarakat.
Suku Inca hidup di daerah pegunungan yang sangat buruk untuk pertanian. Untuk mengatasi hal ini, biasanya bangsa Inca membuat lahan khusus di daerah lereng yang curam untuk menanam tanaman pokok mereka. Mereka juga membuat sistem irigasi, sehingga tanaman mereka bisa bertahan. Berbeda dengan bangsa Maya dan Aztec, tanaman pokok bangsa Inca adalah kentang dan quinoa. Bangsa Inca juga merupakan bangsa pertama yang menanam dan memanen kentang.
Bahasa resmi kerajaan adalah bahasa Quechua, walaupun ada sekitar 700 bahasa lokal yang digunakan. Suku Inka melakukan pemujaan atas dewa-dewa, dengan Inti sebagai dewa matahari yang merupakan dewa terdepan.
Masyarakat Inca terdiri dari Ayllus yaitu kumpulan sekelompok suku / clan yang hidup dan bekerja bersama-sama. Setiap Ayllus dipimpin oleh seorang Curaca atau kepala. Setiap keluarga hidup dirumah yang terbuat dari batu dan beratapkan jerami.
Kentang merupakan makanan pokok bangsa Inca. Kekaisaran Inca menggunakan baju yang terbuat dari Alpaca dan banyak dari upacara keagamaan mereka yang melibatkan binatang. Mereka menggunakan sandal sebagai alas kaki mereka.
Dalam struktur social Inca, sang penguasa Sapa Inca dan istrinya The Coyas memiliki kekuasaan yang tak terbatas terhadap seluruh daerah kekuasaannya. Kemudian dibawahnya baru pendeta agung dan kepala komandan semua pasukan.
Kemudian dibawahnya lagi ada 4 apus yang merupakan komandan pasukan di daerah. Kemudian baru pendeta di daerah, arsitek, administrator dan para tentara. Kemudian baru tukang batu, pemusik dan akuntan. Dan derajat paling rendah adalah dukun, petani, pengembala dan hansip.
Struktur masyarakat Inca bertahan seperti ini selama ratusan tahun. Kemunculan orang asing berkulit terang / putih semasa pemerintahan Atahuallapa merupakan satu-satunya perubahan yang terjadi dalam sejarah Inca.
Peradaban inca bangsa Peru mengandung pesona mistis dan sangat menarik bagi dunia barat. 400 tahun yang lalu, kekayaan yang menakjubkan berupa emas dan perak peninggalan bangsa ini ditemukan dan kemudian secara sistematis di jarah dan dirampas oleh penjajah spanyol.
Barang-barang rampasan yang mereka (spanyol) bawa pulang berhasil mengubah keseluruhan system ekonomi Eropa. Dan dengan penuh kesadaran, mereka meninggalkan sebuah peradaban maju dalam keadaan compang-camping.
Tidak ada yang tahu dari mana bangsa inca datang, rekaman sejarah yang ada di batu-batu menjadi pegangan para archeologist selama berabad-abad untuk memecahkan misteri ini. Namun dari berbagai sumber, diprkirakan peradaban Inka bermula sebagai suku di daerah Cuzco, ketika Sapa Inca pertama, Manco Capac mendirikan Kishawn Cuzco sekitar tahun 1200. Di bawah kepemimpinan keturunan Manco Capac, negeri itu mulai berkembang ketika menyerap masyarakat di sekitar Pegunungan Andes. Pada tahun 1442, bangsa Inka memulai ekspansi jarak panjang di bawah pimpinan Pachacutec, yang namanya berarti pengocok bumi. Ia membentuk Kekaisaran Inka (Tawantinsuyu), yang akan menjadi kekaisaran terbesar di Benua Amerika pra-Kolumbus.
Namun Imperium inca berkuasa dalam masa yang sangat singkat. Sekitar 100 tahun. Semenjak 1438 AD, ketika raja inca Pachacuti dan pasukannya memulai penaklukan daerah yang mengelilingi pusat inca di Cuzco sampai kedatangan bangsa spanyol pada 1532.
Pada 1438 bangsa inca sudah mulai keluar dari pusat pemerintahannya di Cuzco untuk menaklukkan daerah lainnya. Selama 50 tahun mereka berhasil menguasai daerah yang sekarang dikenal dengan Peru, Bolivia, Argentina Utara, Chile dan Ekuador.
Dengan daerah seluas ini, bangsa Inca mendirikan sebuah negara yang memungkinkan pemimpin suku dan beberapa bangsawan menjadi raja dan pemimpin. Kebanyakan catatan menunjukkkan ada 13 kaisar yang memimpin bangsa Inca. Kaisar-kaisar ini di kenal dengan gelar yang berbeda-beda termasuk “Sapa Inca”, “Capac Apu”, “Intip Cori”. Seringkali kaisar ini disebut dengan The Inca.
Tujuh orang kaisar yang pertama melegenda, bersifat lokal dan dianggap kurang penting. Selama masa ini, bangsa Inca adalah suku yang kecil , satu dari sekian banyak suku yang ada, yang daerah kekuasaannya sangat kecil tidak sampai bermil dari pusat kotanya Cuzro.
Mereka adalah para prajurit yang seringkali berperang dengan suku-suku lain yang berdekatan dengan mereka. Ritual pengorbanan adalah hal yang biasa. Suatu bukti yang berhasil ditemukan oleh para archeologist baru-baru ini.
Cusco adalah pusat dari imperium Inca. Dengan kemajuan dibidang teknik hidrolik, teknik dibidang pertanian, arsitektur yang menakjubkan , tekstil, keramik dan kerajinan dari besi mereka.
Kaisar bangsa Inca yaitu:
1. Manco Capac
2. Sinchi Roca
3. Lloque Yupanqui
4. Maita Capac
5. Capac Yapancui
6. Inca Roca
7. Yahuar Huacac
8. Inca Viracocha
9. Pachacuti-Inca-Yupanqui
10. Topa Inca Yupanqui
11. Huayna Capac
12. Huascar
13. Atahuallpa
Penaklukan yang luar biasa mulai terjadi pada masa anaknya Viracocha yaitu Pachachuti yang merupakan salah satu penakluk yang luar biasa, dan dianggap sebagai legenda dalam sejarah bangsa Amerika. Dengan pencapaiannya pada tahun 1438 AD, sejarah Inca dimulai. Hampir semua penulis sejarah setuju dengan hal ini.
Pachacuti dikenal sebagai orang yang paling hebat yang pernah lahir dari suku asli Amerika. Dia dan anaknya Topa Inca adalah penguasa yang sangat hebat yang berhasil menaklukkan banyak daerah dan membangun kerajaan mereka sendiri.
Pachacuti adalah seorang Civic Planner yang sangat hebat. Tradisi yang ada menganggap dialah yang merancang kota Cuzco, begitu juga dengan pembangunan bangunan-bangunan batu yang sampai saat ini bisa kita kunjungi di Cuzco.
Suku yang berdiam di sekitar danau Titicaca yang menggunakan bahasa Aymara yaitu Colla dan Lupaca merupakan suku yang pertama ditaklukkan oleh bangsa Inca. Kemudian baru suku Chanca di bagian barat. Kemudian setelah itu, penaklukan berjalan lambat karena suku-suku yang tinggal di daerah utara memberikan perlawanan yang keras.
Daerah utara yang berhasil ditaklukkan adalah Quito, Equador termasuk juga kerajaan yang berperadaban dan kuat yaitu kerajaan Chim di daerah pantai bagian utara.
Topa Inca kemudian mengambil alih kekuasaan ayahnya dan kemudian mulai menaklukkan daerah bagian selatan, menaklukkan seluruh bagian selatan Chile sampai ke sungai Maure.
Kemudian anaknya Huayna Capac melanjutkan penaklukan ke daerah Ekuador sampai ke sungai Ancasmayo yang sekarang merupakan batas antara Ekuador dan Colombia.
Bangsa Inca memberi nama imperium mereka dengan nama “Land of the four quarters” atau dikenal juga Tahuantinsuyu Empire. Membentang sejauh 2.500 mil melewati gunung Andrean dari Colombia ke chile dan mencapai bagian timur dan bagian barat dari gurun pinggir pantai yang kering yang disebut dengan Atacama sampai ke hutan hujan Amazon.
Bangsa inca menguasai gunung Andrean Cordillera yang merupakan gunung tertinggi dan berbahaya kedua setelah Himalaya. Kehidupan masyarakat terdapat pada ketinggian 15.000 kaki sedangkan kehidupan ritualnya terdapat pada ketinggian 22.057 kaki, tempat sekarang ditemukannya situs keagamaan bangsa Inca.
Jalan-jalan di gunung dan panggung upacara keagamaan dibangun dan memerlukan waktu yang lama untuk mengangkut tanah, batu dan rumput ke tempat yang sangat tinggi itu.
Walaupun dengan menggunakan pakaian dan perlengkapan gunung terbaru sekarang ini, akan sangat sulit untuk menyesuaikan diri dengan cuaca dingin dan dehidrasi pada ketinggian yang seperti ini yang ternyata mampu diatasi oleh bangsa Inca.
Kemampuan untuk bisa membawa barang-barang ke tempat yang sangat tinggi ini sampai saat ini masih membingungkan para ahli.
Imperium Inca merupakan kerajaan yang mempunyai negara sendiri dengan daerah yang paling besar di belahan barat dunia ini. Kekayaan dari orang-orang inca legendaris ini telah memikat banyak anthropologist dan archeologist ke negara / gunung andrean untuk mengetahui keahlian bangsa inca dan penyebab kehancurannya.
Bangsa Inca mempunyai system jalan yang luar biasa. Satu jalan mampu melewati semua pantai south American pacific. Jalanan itu membutuhkan teknik dan arsitektur yang luar biasa untuk bisa dibangun mengingat bangsa Inca tinggal diatas gunung Andrean.
Di pesisir pantai, jalanan yang ada tidak terlihat dipermukaan dan ditandai hanya dengan batang pohon. Bangsa Inca meratakan jalan mereka dengan menggunakan batu yang datar dan membangun dinding batu agar para pejalan tidak terjatuh dari tebing.
Merujuk pada kemampuan jalan nya yang bisa digunakan pada semua musim, 14.000 mil jalan bangsa Inca merupakan suatu hal yang mengherankan dan merupakan perintis yang dapat dipercaya bagi kehadiran Automobile dewasa ini.
Komunikasi dan transportasi sangat efficien dan cepat, menghubungkan orang-orang yang tinggal diatas pegunungan dan penduduk dataran rendah lainnya dengan pusat kota Cuzro.
Material bangunan dan arak-arakan upacara yang sudah berlangsung ribuan tahun melalui jalanan itu sampai saat ini masih bisa kita lihat dengan kondisi yang sangat bagus. Jalanan itu dibangun agar mampu bertahan terhadap cuaca yang sangat ekstreme, badai, banjir, kekeringan dan hujan es.
System jalanannya melewati lembah yang dalam dan gunung yang tinggi, gundukan salju, rawa, batuan yang dinamis, sungai dengan arus yang kuat, pada beberapa bagian jalanannya terlihat halus dan rata.
Dimana-mana jalanannya terlihat bersih dan terjaga dari bermacam sampah dilengkapi dengan adanya pondok-pondok kecil, gudang penyimpanan, kuil yang menghadap matahari dan post penjagaan disepanjang jalan itu.
Bangsa Inca tidak menemukan roda, sehingga semua pekerjaan dikerjakan dengan menggunakan bantuan kaki. Untuk membantu para pejalan, pondok istirahat dibangun di setiap beberapa KM. Di pondok ini mereka bisa menginap, memasak makanan ataupun beristirahat sejenak.
Jembatan merupakan satu-satunya cara mereka melewati sungai. Jika ada salah satu jembatan yang rusak, maka seluruh system jalan akan kacau. Jika ada salah satu jalan yang rusak, maka penduduk setempat akan secepat mungkin memperbaikinya.
Kehancuran Peradaban Inca
Peradaban Inca hancur ketika pada tahun 1526, bangsa Spanyol yang dipimpin oleh Fransisco Pizzaro mulai masuk ke wilayah Inca setelah menjelajahi lautan dari Panama. Setelah sampai di wilayah Peru, mereka tahu jika daratan itu mengandung potensi dan kekayaan yang besar. Pada saat itu, Inca merupakan kerajaan yang kuat di tanah Amerika, namun hingga tahun 1527, kerajaan mereka dilanda wabah mematikan. Wabah tersebut turut merenggut nyawa sang kaisar, Huayna Capac Inca dan penasehatnya, Nunan Cuyachi. Keadaan ini diperparah dengan terbelahnya kekaisaran itu oleh karena perang ritual untuk memutuskan siapa yang akan menjadi Inca Hanan dan siapa yang akan menjadi Inca Hurin, yang menyebabkan 2 bersaudara Huascar dan Atahualpa berperang satu sama lain. Perebutan kekuasaan antara Huascar dan Atahualpa yang tak lain adalah putra mahkota Huayna. Akhirnya Huascar menjadi penguasa Inca dan Atahualpa mengambil alih komando pasukan kerajaan. Kedua kakak beradik ini terus berusaha untuk merebut kekuasaan yang dimiliki saudaranya.
Meskipun keadaan Inca telah melemah, Pizzaro tidak langsung melakukan agresi militer karena wabah yang masih melanda negeri itu, Pizzaro memutuskan untuk kembali ke Spanyol lagi. PAda tahun 1532, Pizzaro bersama pasukannya telah menerima perintah dari Spanyol untuk menguasai wilayah Inca. Saat mereka tiba di wiayah Inca, perang saudara tengah terjadi antara pasukan Huascar dengan pasukan Atahualpa. Perang saudara dan wabah cacar yang melanda negeri itu telah membuat kerajaan Inca lemah, sehingga Pizzaro dapat menyusun rencana agresinya dengan lebih mudah.
Ilustrasi Kematian Atahualpa
Tak lama kemudian, Pizzaro berhasil menangkap Atahualpa, namun Atahualpa merencanakan sesuatu agar ia bisa bebas. Untuk tujuannya ini, Atahualpa menjanjikan kekayaan yang berlimpah untuk Pizzaro, dan ia benar- benar melakukannya. Ia mengisi sebuah ruangan dengan emas, perhiasan, berlian, keramik, dan barang - barang berharga lainnya, ia juga mengisi satu ruangan khusus dengan perhiasan dari perak. Pizzaro menerimanya, namun ia merencanakan sebuah skenario untuk Atahualpa. Ia menuduh Atahualpa telah merencanakan pembunuhan terhadap dirinya, dan untuk alasan itu, Atahualpa akhirnya dibunuh. Lalu, bagaimana dengan nasib Huascar? Pizzaro berhasil mempengaruhi saudara Huascar yang bernama Manco untuk membunuh Huascar agar ia bisa menjadi penguasa Inca.
Kerajaan Inca yang telah runtuh membuat Manco berubah pikiran dan merencanakan balas dendam kepada para penjajah dari Spanyol itu. Dengan kecerdasannya, ia mengatur rencana dan menjanjikan sebuah patung emas kepada Pizzaro jika ia mengijinkannya untuk pergi ke lembah Yucay, padahal saat itu Manco tengah ditahan oleh Pizzaro. Karena tergiur oleh patung emas itu, Manco akhirnya dilepaskan. Beberapa hari kemudian, Manco berhasil mengumpulkan 100.000 pasukan dan langsung menyerang pasukan Spanyol. Tak berapa lama kemudian, ia dan pasukannya berhasil mengusir para penjajah tersebut dari tanah Inca.
Namun kejayaan Manco tidak bertahan lama sampai akhirnya Spanyol mengirimkan lebih banyak pasukan dan berhasil menaklukkan Inca sepenuhnya. Dan di tahun-tahun berikutnya, mereka mengkonsolidasikan kekuatan atas seluruh kawasan Andes, menindas pemberontakan-pemberontakan berikutnya yang berpuncak pada pendirian Kerajamudaan Perú pada tahun 1542. Tahun 1572 menyaksikan kejatuhan bangsa Inka terakhir dan akhir perlawanannya di Vilcabamba. Peradaban mereka berakhir pada masa itu, namun tradisi budayanya tetap ada dalam beberapa kelompok etnis seperti orang Quechua dan Aymara. Spanyol memang mendapatkan banyak perhiasan dan barang berharga lainnya dari bangsa Inca, namun mereka yakin jika bangsa Inca masih memiliki kekayaan yang jauh lebih besar dari yang mereka temukan di kerajaan itu.
Agama Bangsa Inca (ritual dan kepercayaan)
Mereka percaya semua dewa yang ada itu diciptakan oleh sesuatu yang abadi, tidak nampak dan mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat yaitu Tuhannya para Dewa yang dikenal dengan nama Wiraqocha atau Dewa matahari. Raja bangsa Inca dianggap sebagai Sapan Intiq Churin, satu-satunya anak Matahari.
Bangsa Inca adalah bangsa yang sangat religious. Mereka takut kalau setan bisa datang kapan saja. Ahli sihir menduduki posisi yang tinggi dalam masyarakat karena dianggap sebagai pelindung dari roh jahat.
Mereka juga percaya dengan reinkarnasi, menyimpan potongan-potongan kuku mereka dan juga potongan rambut mereka dengan anggapan roh yang kembali akan membutuhkannya.
Kehidupan religious bangsa Inca ini tersimpan di tengah-tengah hutan yang dikenal dengan nama Sacsahuaman. Disitulah terdapat Cuzco. “The naval of the world”, rumahnya Raja Bangsa Inca dan tempat terletaknya Kuil Agung Matahari. Ditempat inilah kekayaan bangsa Inca dengan mudah dapat ditemukan sebagai bukti keberadaan mereka. Dengan gedung-gedung yang indah, didekorasi dengan emas dan perak.
Bangsa Inca menyembah Dewi Bumi Pachamama dan Dewa Matahari The Inti. Raja Inca, penguasa Kekaisaran Inca dianggap sebagai orang suci dan merupakan Anak dari Dewa Matahari. Dalam Legenda Inca disebutkan bahwa Dewa Matahari mengirim anaknya Manco Capac dan Mama Ocillo untuk menemukan Cuzco, kota suci dan ibukota dari Imperium Inca.
Yang menarik dari ritual Bangsa Inca adalah Bukti bahwa anak - anak dikorbankan untuk suatu upacara
Petunjuk pengorbanan anak ditemukan di bangunan inka. Mayat-mayat yang dikuburkan bersama artifak-artifak memberikan kilasan ritual yang kurang dimengerti.
Sisa-sisa tujuh orang anak yang nampaknya dibunuh dalam suatu ritual dan dikuburkan di bawah bangunan berusia 500-600 tahun di Lembah Cusco Peru telah memberikan kilasan baru bagi para ilmuwan tentang praktek bangsa Inka yang kurang dipahami dalam mengorbakan anak-anak terpilih dalam upacara-upacara besar.
Anak-anak tersebut dikubur pada waktu yang sama, nampaknya setelah dibunuh dalam upacara pengorbanan untuk menghormati dewa-dewa Inka dan memajukan kesatuan politik di seluruh kerajaan, kata ahli antropologi Valerie Andrushko dari Universitas Negara Bagian Connecticut Selatan di New Haven beserta para koleganya.
Analisa kimia tulang-tulangnya mengindikasikan bahwa setidaknya dua dari keseluruhan anak berasal dari daerah jauh Kerajaan Inka, menurut laporan Andrushko bersama rekan-rekannya dalam suatu makalah yang diterbitkan melalui internet pada tanggal 15 September di Jurnal Sains Arkeologi.
Bukti arkeologi pengorbanan anak bangsa Inka utamanya berasal dari mayat-mayat mumi alami anak-anak yang ditemukan membeku di beberapa puncak Andes. Arca-arca manusia dan obyek-obyek berharga lainnya ditempatkan dekat dengan mayat-mayat tersebut.
"Merupakan suatu hal yang mengejutkan bahwa arca-arca dan artifak-artifak lain yang ditemukan bersama dengan anak-anak yang dikubur pada situs atau tempat ketinggian rendah ini hampir identik dengan penemuan pada pengorbanan anak di ketinggian tinggi," kata Andrushko.
Benda-benda di sekitar sisa-sisa enam orang anak dikuburkan bersama dalam bangunan Inka termasuk emas dan arca perak perempuan, arca kulit merah perempuan-perempuan dan llama-llama, tembikar mewah dan sepotong pakaian yang ditutupi cakram-cakram logam yang disepuh.
Seorang anak tambahan dikebumikan sekitar 3 meter dari lainnya diletakkan dekat sebuah arca perak pria yang didekorasi dengan sebuah hiasan kepala kulit dan penggalan-penggalan kain. Miniatur arca emas dan perak pria dan llama-llama mengelilingi arca yang lebih besar.
Cerita kehidupan Inka ditulis oleh para penakluk Spanyol menggambarkan suatu ritual di mana anak-anak dari seluruh kerajaan dipilih untuk dikorbankan berdasarkan kesempurnaan fisik mereka. Mereka yang terpilih dibawa ke ibu kota Cusco untuk upacara-upacara khusus dan kemudian dikawal ke tempat-tempat pengorbanan yang kadang kala jaraknya jauh.
Dalam suatu studi yang dilakukan pada tahun 2007, analisa isotopik sampel-sampel rambut dari empat anak Inka yang ditemukan lebih dari satu dekade (sepuluh tahun) lalu di dua puncak Andes mengindikasikan bahwa mereka memakan jagung dalam jumlah yang banyak selama sekitar empat bulan sebelum kematian.
Investigasi-investigasi seperti itu jarang, kata antropolog Tamara Bray dari Universitas Negara Bagian Wayne di Detroit. "Kami punya sedikit sekali informasi ilmiah tentang siapa sebelumnya anak-anak ini atau dari mana meraka mungkin berasal," katanya.
Laporan yang baru memfokuskan pada nyata-nyata pengorbanan anak yang ditemukan selama penggalian tahun 2004 yang dipimpin oleh rekan peneliti Arminda Gibaja dari Institut Nasional Kebudayaan di Cusco, Peru, dan Gordon McEwan dari Perguruan Tinggi Wagner di Staten Island, New York. Penggalian dilakukan di satu situs Inka yang disebut Choquepukio yang berlokasi sekitar 30 km timur ibu kota Inka.
Anak-anak yang dikubur di bangunan Choquepukio umurnya beragam mulai dari 3 hingga 12 tahun, berdasarkan perkembangan gigi mereka. Tak cukup material kerangka yang ada untuk menentukan jenis kelamin. Para peneliti mengukur rasio isotop-isotop strontium pada gigi anak-anak untuk menentukan apakah mereka tumbuh dibesarkan di daerah sekitar. Isotop-isotop strontium diserap gigi pada tingkat yang berbeda-beda selama masa kecil tergantung pada konsentrasi bentuk-bentuk beragam strontium di tanah dan air sekitar.
Perbandingan jejak strontium orang dewasa Inka dari wilayah Cusco mengindikasikan bahwa dua orang anak pastinya tidak dibesarkan di sana. Data pendahuluan strontium dari situs Inka lainnya mengindikasikan bahwa seorang anak berasal dari bagian selatan Peru dan satunya lagi dari baratlaut Bolivia, menurut pengamatan Andrushko.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan apakah penduduk wilayah lain di Kerajaan Inka memiliki jejak strontium seperti penduduk asli wilayah Cusco, tambahnya.
Andrushko beserta rekan-rekannya tidak dapat menentukan bagaimana anak-anak Choquepukio meninggal. Cerita-cerita Spanyol menggambarkan pencekikkan anak-anak yang dikorbankan. Tulang leher yang disebut hyoid kadang retak ketika orang dewasa dicekik tapi jarang retak pada anak-anak karena tulang tersebut belum terbentuk sepenuhnya.
Harta Karun Bangsa Inca
Bangsa Spanyol adalah bangsa pertama yang memperoleh emas, berlian, dan barang berharga lainnya dari bangsa Inca, namun mereka memperolehnya dengan cara merampas, merampok, dan menjajah negeri Inca. Pizzaro tahu jika peradaban Inca telah ada puluhan hingga ratusan tahun sebelum invasi mereka ke Peru. Jadi, tidak ada alasan bagi bangsa Inca untuk menyembunyikan harta yang telah mereka kumpulkan sejak ratusan tahun yang lalu.
Peru dikenal sebagai wilayah yang memiliki banyak tambang emas dan perak, bahkan masih beroperasi hingga saat ini, hal ini menunjukkan bahwa dahulu kala wilayah ini memang kaya akan emas dan perak, sehingga tidak perlu diragukan lagi mengapa bangsa Inca memiliki artifak yang sebagian besar terbuat dari logam mulia.
Sampai saat ini, lebih dari 5.000 artifak bangsa Inca telah ditemukan dan menjadi rebutan antara pemerintah Peru dengan pihak Universitas Yale yang telah menemukan artifak tersebut, walaupun sebagian besar dari artifak tersebut terbuat dari perunggu, keramik, atau batu.
Namun, tidak sedikit juga artifak yang terbuat dari emas dan batu berharga ditemukan, dan nilainya saat ini diperkirakan mencapai jutaan Dollar. Kota El Dorado yang legendaris itu juga diduga sebagai salah satu tempat harta karun bangsa Inca disimpan, namun kota yang tersembuyi itu belum ditemukan hingga hari ini. Selain El Dorado, ada lagi sebuah tempat tersembuyi yang diduga menjadi tempat disimpannya harta karun bangsa Inca, yaitu kota Paititi. Paititi merupakan sebuah kota tersembunyi bangsa Inca, konon tidak semua bangsa Inca yang mengetahuinya.
Masalahnya adalah di mana pintu masuk menuju kota yang hilang itu? Para mahasiswa dan pemburu harta karun dibuat bingung dengan keberadaan pintu masuk ini karena tidak ada petunjuk sama sekali. Namun, pada tahun 1909, seorang mahasiswa, pemburu harta karun, dan seorang petualang, Hiram Bingham menemukan reruntuhan kuno di wilayah Choqquequirau. Dia menemukan reruntuhan kuno itu tersembunyi di hutan dekat wilayah Choqquequirau, namun setelah ia menjelajahi tempat itu, ia tidak yakin jika reruntuhan itu adalah pintu masuk menuju kota yang hilang.
Meskipun gagal pada temuan pertama, ia tidak menyerah dan mengulang lagi pencariannya. Ketika dalam perjalanan, ia bertemu dengan seorang Indian bernama Melchor Anteaga. Melchor menceritakan sebuah rahasia kepada Bingham, tentang sebuah reruntuhan kuno yang terletak 2.000 kaki diatas Urubamba. Melchor bahkan memandu Bingham untuk sampai ke tempat itu. Sesampainya disana, ia melihat sebuah reruntuhan kuno dengan arsitektur yang indah , namun ia ragu jika reruntuhan itu adalah Vilcambamba, kota yang diduga menjadi pintu masuk menuju kota yang hilang.
Bingham juga dikenal sebagai penemu kota Macchu Pichu yang terkenal itu, dan berkat dia, kota yang terlupakan itu kini bisa dikenal oleh dunia. Oh ya, tokoh Indiana Jones konon terinspirasi dari Bingham, bedanya Bingham bukanlah seorang arkeolog, namun ia sangat berpetualang dan menjelajahi hutan.
Setelah penemuan reruntuhan kuno itu, kabar mengenai kota Vilcambamba mulai hilang dan dilupakan sampai pada tahun 1964. Pada tahun itu, sekelompok petani yang hendak membuka lahan di sebuah hutan, menemukan reruntuhan kuno lainnya, dan mereka memberi nama tempat itu dengan sebutan Gran Pajaten. Reruntuhan ini terletak di sebuah lahan yang cukup luas, karena setelah diteliti, ditemukan 3.000 bangunan. Arsitekturnya pun cukup unik, karena terletak di ketinggian 9.500 kaki diatas permukaan kaki dan semua reruntuhan dihubungkan dengan sebuah jalan. Di beberapa wilayah di reruntuhan ini, jalan tersebut dibuat lebih lebar dan berakhir ke dalam hutan.
Pihak Amerika tertarik untuk meneliti tempat ini, dan puncaknya pada tahun 1965, Ekspedisi yang dipimpin oleh Jenderal Savoy menemukan sebuah kota yang hilang lainnya. Kota ini luasnya mencapai 1 mil persegi, dan di pintu masuknya terdapat susunan batu dengan bentuk khas bangsa Inca. Sayangnya, Jendral Savoy tidak menemukan petunjuk apapun mengenai kota Vilcambamba yang diduga kuat sebagai pintu masuk menuju kota El Dorado atau kota Paititi. Dengan berakhirnya ekspedisi Jendral Savoy, keberadaan kota El Dorado, Paititi, Vilcambamba, dan Harta Karun bangsa Inca masih menjadi misteri.
Teknologi Bangsa Inca
Artefak Pesawat Peninggalan Bangsa Inca Kuno
Selama ini, berbagai artifak-artifak misterius telah ditemukan di berbagai belahan dunia dengan bentuk dan fungsi yang masih diperdebatkan. Salah satunya adalah artifak yang diduga berbentuk mirip pesawat yang ditemukan di Mesir, yaitu Saqqara Bird.
Meskipun telah diteliti dan secara desain Saqqara bird tidak mampu untuk terbang jauh, namun desainnya yang mengacu kepada desain pesawat modern telah menimbulkan berbagai spekulasi mengenai asal usul artifak ini.
Lalu,apakah artifak serupa hanya ditemukan pada peradaban Mesir kuno? Ternyata tidak, peradaban Prekolombia yang pernah eksis ribuan tahun yang lalu ini juga memiliki artifak dengan bentuk serupa.
Entah apa yang terjadi pada masa lampau sehingga berbagai artifak misterius ditemukan dengan fungsi yang tidak jelas, dan salah satunya adalah artifak ini.
Sebuah artifak berupa perhiasan emas ditemukan di sebuah tempat di wilayah Amerika Tengah dan Selatan, sayang tidak ada keterangan pasti dimana lokasinya. Artifak tersebut terbuat dari emas, dan diperkirakan telah berumur lebih dari 1000 tahun, karena peneliti tidak dapat memastikan kapan artifak tersebut dibuat.
Pada tahun 1954, Pemerintah Kolombia mengirimkan koleksi artifak emasnya kepada sejumlah museum di Amerika Serikat. Selama berada di Amerika, seorang pengusaha berlian terkaya di wilayah itu ingin membuat replikanya dan mencoba untuk mengungkap misteri yang tersembunyi dalam setiap artifak tersebut.
Salah satu artifak tersebut kemudian dikirimkan kepada seorang zoologist bernama Ivan T. Anderson untuk diteliti. Ketika melihat desain benda tersebut, Ivan teringat akan bentuk pesawat terbang, kemudian ia meminta pendapat dari seorang ahli aerodinamis pesawat terbang asal Aeronautical Institute of New York, Dr. Arthur Poyslee.
Sumber :
http://blebeo.blogspot.com/2011/01/artefak-pesawat-peninggalan-bangsa-inca.html
http://www.bagusjuga.com/2011/07/bangsa-inca-kuno-sudah-melakukan-operasi-kepala-sejak-500-tahun-lalu/
http://yasirmaster.blogspot.com/2011/04/bukti-anak-dikorbankan-bangsa-inka.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Inka
http://mediaonlinenews.com/dunia/mengenal-lebih-dekat-peradaban-inca
http://gombhalmukiyo.blogdetik.com
id.wikipedia.org/wiki/Peradaban_Inka
http://fatarana.wordpress.com
Sumber :
http://blebeo.blogspot.com/2011/01/artefak-pesawat-peninggalan-bangsa-inca.html
http://www.bagusjuga.com/2011/07/bangsa-inca-kuno-sudah-melakukan-operasi-kepala-sejak-500-tahun-lalu/
http://yasirmaster.blogspot.com/2011/04/bukti-anak-dikorbankan-bangsa-inka.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Inka
http://mediaonlinenews.com/dunia/mengenal-lebih-dekat-peradaban-inca
http://gombhalmukiyo.blogdetik.com
id.wikipedia.org/wiki/Peradaban_Inka
http://fatarana.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar